Legislator Minta Pemkot Bandung Segera Buka Operasional Pasar Baru

Ekbis, Parlementaria30 Dilihat

BANDUNG.POTENSINEWS.COM,-Ketua Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Rahmat Hidayat Djati mendesak Pemkot Bandung segera mengizinkan pembukaan kembali Pasar Baru. Hal itu dianggap mendesak untuk menyelamatkan perekonomian pedagang dan masyarakat yang menggantungkan nafkah pada aktivitas pasar terbesar di Kota Bandung tersebut.

Desakan tersebut disampaikan setelah Rahmat dan jajaran Komisi II DPRD Jabar memanatau langsung pasar baru di Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Rabu (3/6/2020) kemarin.

Menurut Rahmat politisi partai berlambang bintang sembilan ini,selain untuk merespons aduan para pedagang, kunjungannya ini juga untuk memastikan kesiapan Pasar Baru dalam penerapan protokol kesehatan,tutur pria yang suka memakai iket di kepala ini.

Lebih lanjut dikatakan Rahmat, dari hasil kunjungan dan pemantauannya, dia berharap Pemkot Bandung segera membuka pusat fesyen di Jawa Barat itu. “Kami setuju (pembukaan Pasar Baru) karena roda ekonomi pedagang harus tetap jalan, hanya protokol kesehatan memang harus diterapkan,” tegas legislator dari Partai Kebangiktan Bangsa (PKB) ini, Kamis (4/6/2020).

Koordinator Aliansi Pedagang Pasar Kota Bandung, Rahmat Ari Andi sebelumnya mengungkapkan, di Pasar Baru terdapat 4.300 kios yang mempekerjakan sekitar 12.000 orang. Akibat penutupan Pasar Baru, para pedagang terpaksa patungan untuk membantu para pekerjanya, khususnya yang tidak bisa pulang kampung dan harus tetap tinggal di Bandung.

Sebelumnya pada Selasa (2/6/2020) lalu melakukan audensi dengan komisi II yang membidangi Perekonomian, meliputi: Perdagangan dan Perindustrian, Wilayah Kelautan Daerah, Konservasi Alam, Ketahanan Pangan, Pertanian Tanaman Pangan, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, Kehutanan, Logistik, Koperasi dan Pengusaha Kecil serta Pariwisata.

Para pedagang yang tergabung dalam Aliansi Pedagang Pasar Kota Bandung mengeluh kehilangan penghasilan menyusul kebijakan penutupan pasar akibat pandemi COVID-19. Hal itu berimbas pada nasib para pekerja pasar.

“Jangankan bantuan (dari pemerintah), pendataan pun tidak pernah ada. Karenanya, para karyawan kita bantu secara swadaya,”pungkasnya.(Ade/Red)