BANDUNG,POTENSINEWS.COM,-Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa mengatakan saat ini kesepakatan antara Pemprov Jabar, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta pihak Pemerintah Kota Bandung terkait pembangunan tol dalam kota North-South Link (NS-Link) telah terjalin. Kesepakatan tersebut, mencakup rute dan konektivitas tol.
Salah satu kesepakatan adalah menetapkan tol tersebut akan menjadi bagian dari tol regional Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung Cileunyi). Hal tersebut disampaikan Iwa di depan ruang rapatnya di Gedung Sate, Kamis (13/3/2019).
“Proses pembangunan NS-Link berjalan disesuaikan dengan berbagai moda yang akan dibangun, sehingga sesuai dengan hasil kajian dimana tol ini merupakan bagian dari tol regional Purbaleunyi,” jelas iwa.
Pencanangan pembangunan tol NS-Link akan dilakukan di ruas tol Pasirkoja-Soekarno Hatta sekitar 3 km. Menrut rencana, pencanangan akan dilakukan tahun ini. Berdasarkan kesepakatan dengan pihak Pemkot Bandung, tol juga akan berujung di Cicaheum, bukan di Supratman sebagaimana yang sebelumnya direncanakan.
“Mungkin pembangunannya tiga kilometer lebih ke Soekarno-Hatta, sednagkan untuk pencanangannya sampai ke Cicaheum tidak ke Supratman. Ini utk mengakomoasi masukan dari Walikota Bandung dan jajarannya, juga untuk mengakomodasi pihak terkait,” terangnya.
Iwa mengakui, saat ini pihaknya juga masih membicarakn detil pembangunan tol tersebut, termasuk apakah motor dapat dikendarai di sana atau tidak. Pihaknya masih harus mempertimbangkan faktor keamanan.
“Karena tol ini sifatnya juga elevated (tol layang), jadi kita juga harus hati-hati dengan keamanannya. Paling tidak kalau palai elevated kan motor bisa di bawah saja (karena mobil berkurang). Yang penting ini selesai dulu, karena cukup rumit,”paparnya.
Selain itu, proyek pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) saat ini tengah berada dalam pembahasan, termasuk soal dana. Dia merencanakan proses konstruksinya dapat dimulai tahun ini.
“BIUTR mudah-mudahan bisa tahun ini juga proses konstruksinnya. Sharing budgetnya masih dibahas. Rencananya kan mau dibuat elevated tapi jadinya double decker. Kita ingin tahu dulu double decker berapa biayanya, lalu tanah-tanah mana yang akan terkait pembebasan lahan,” pungkasnya.(Red)