Anggota Komisi III Sumiyati Mendukung dan Mengapresiasi bank bjb melaksanakan rights issue

Parlementaria2 Dilihat

BANDUNG.POTENSINEWS.COM,-bank bjb melaksanakan rights issue atau Aksi korporasi berupa Perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk memperkuat struktur permodalan agar perusahaan semakin bisa ekspansif menyalurkan kredit, mendapat respons positif dari kalangan investor.

Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi,menyampaikan,”Alhamdulillah di hari pertama perdagangan HMETD Minat investor sangat baik, dari total target yang ditetapkan telah lebih dari 75% diserap oleh pemegang saham,” terang pria berkacamata ini Kamis 10 Maret 2022.

Lebih lanjut dikatakannya,dengan antusiasme yang tinggi dari investor, bank bjb optimis aksi korporasi kali ini akan mencapai target. bank bjb sendiri menargetkan meraih dana Rp924,99 Miliar dari rights issue,tutur Yuddy.

Menurut Yuddy hal ini semakin meningkatkan optimisme penyerapan rights issue kami dengan target dana 924,99 milliar rupiah. Mengingat masa perdagangan masih panjang sampai tanggal 16 maret 2022. Di tahun ini selain rights issue kami juga berencana untuk menerbitkan kembali obligasi subordinasi sebanyak-banyaknya Rp1 triliun rupiah,jelasnya.

Pemerintah daerah provinsi (pemdaprov) Jawa Barat dalam upaya memperkuat permodalan dan ekspansi bank bjb untuk menjadi bank besar di Indonesia. Berbagai program jangka menengah dan panjang tengah dirancang untuk menjadi raksasa BPD di Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut saat diminta tanggapannya Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat , Hj.Sumiyati,S.Pd.I,M.IPol mengungkapkan apa yang dilakukan Bank bjb dengan melaksanakan rights issue atau Aksi korporasi berupa Perdagangan Hak Memesan Efek selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) patut di dukung dan diberikan apresiasi,katanya melalui telepon selulernya Jumat 11 Maret 2022.

Menurut srikandi partai berlambang banteng moncong putih ini dari sekian puluh BUMD milik Pemprov Jabar,Bank bjb yang yang berkontribusi memberikan deviden terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat yang cukup signifikan,tutur wakil rakyat derah pemilihan (Dapil) Jawa Barat VIII yang meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok

Lebih lanjut dikatan bunda Sum sapaan akrab Hj.Sumiyati berdasarkan data yang diterima bank bjb atau bank dengan kode emiten BJBR berhasil mencatatkan kinerja bisnis positif selama tahun 2021 berkat kolaborasi dan inovasi sehingga menatap dengan optimisme bisnis yang berkelanjutan di tahun 2022.

Kinerja bisnis bank bjb selama tahun 2021 terus tumbuh dan terjaga dengan baik, dari sisi fundamental maupun rentabilitas. Laba kotor bank bjb tumbuh tercatat sebesar Rp2,6 triliun.

“Dengan pertumbuhan interest income 21,6% yang diikuti oleh pertumbuhan fee based income 36,9% yang bersumber dari digital channel bank bjb yang juga tumbuh 42,4% year on year dengan pembentukan pencadangan yang lebih solid untuk kemperkuat balance sheet bank bjb”

total asset bank bjb tumbuh positif pada angka 12,4% atau sebesar Rp158,4 triliun dan menjadi yang terbesar di antara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia atau termasuk ke dalam 14 besar di Industri perbankan Nasional.

Dana Pihak Ketiga (DPK) bank bjb juga meningkat 14,3% menjadi sebesar Rp121,6 triliun atau tumbuh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya berada di level 12,2% (SPI OJK : Desember 2021), dengan biaya dana yang semakin efisien tercermin melalui cost of fund yang jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, kredit bank bjb juga terus tumbuh, selama tahun 2021 bank bjb mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp95,8 triliun atau tumbuh 7,1% yang juga tumbuh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya berada di level 5,2% (SPI OJK : Desember 2021), pertumbuhan kredit dimotori dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR. Begitu juga dengan NPL bisa terjaga di level 1,2% yang sangat baik jauh berada di bawah rata-rata industri perbankan.

Jaringan kantor fisik bank bjb tersebar di 14 provinsi di Indonesia dengan layanan dapat mengakomodir kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan, dan Sebagian pangsa ASN.(Ade/Adikarya)