BANDUNG.POTENSINEWS.COM,–Rumor yang jadi perbincanagan hangat berbagai kalangan saat ini karena adanya wacana kebijakan pemerintah pusat akan melakukan Impor beras,untuk pemenuhan stok pangan dalam negeri.
Namun kebijakan yang diambil pemerintah tersebut dinilai kurang tepat menginggat di sebagian daerah di Indonesia habis panen raya sehingga ketersedian pangan masih aman.
Ketua Umum LSM, Mari Sejahterakan Petani Indonesia (MSPI) Bambang Mujiarto, ST,” kebijakan yang di keluarkan itu pertimbangannya tidak rasional, kebijakan yang latah dan tidak tepat, yang selalu diterapkan seolah-olah ini adalah kebutuhan yang mendesak. Karena itu seyogyanya kebijakan itu perlu dievaluasi ungkapnya kepada media seusai sidang paripurna Calon Daerah Persiapan Otonomi Baru (CDPOB) di DPRD Jabar Jum’at (26/3/2021).
Lebih lanjut dikatakan politisi senior Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) ,ada beberapa hal yang menurut pandangan kami ini tidaklah rasional, pertimbangannya adalah bahwa Indonesia ini mempunyai kekayaan alam yang kaya raya dan mempunyai potensi yang begitu besar untuk semua komoditi apapun bisa tumbuh subur di Indonesia,tutur wakil rakyat daerah pemilihan (dapil) Jabar XII meliputi Kabupaten Indramayu,Cirebon dan Kota Cirebon ini.
Ditambahkan lrgislator partai berlambang banteng moncong putih ini, bahwa kebijakan impor beras tidak tepat karena di masa sekarang terutama di masa pandemic covid 19 ini, membuktikan bahwa Indonesia mampu bertahan mampu memenuhi kebutuhan pangan tanpa ada Impor.
“Kita semua tahu yang bertahan di masa pandemi ini adalah industry pangan, bukan Industri yang lainnya, termasuk juga Impor beras itu kebijakan yang latah, yang selalu diterapkan seolah-olah ini adalah kebutuhan yang mendesak maka seyogyanya kebijakan itu perlu dievaluasi.” Tegas Bambang.
Menurutnya apa yang dipaparkan oleh Menteri Perdagangan Indonesia yang konon katanya, bahwa kebutuhan nasional memang membutuhkan untuk impor, dalam memenuhi kebutuhan beras nasional, padahal data yang sudah disajikan baik itu melalui perum Bulog, Ka Bulog sendiri, Menteri Pertanian pun menyatakan bahwasanya Indonesia sedang dihadapkan pada jadwal panen raya diseluruh daerah di Indonesia, maka seyogyanya, bahwa kebutuhan nasional terkait dengan beras ini pastilah tercukupi belum lagi cadangan-cadangan, stock lama yang masih tersimpan di gudang gudang Bulog.
Terkait adanya alasan bahwa gabah hasil panen ini berurusan dengan tingkat kebasahan gabah masih tinggi sehingga kalau disimpan terlalu lama akan rusak. Bambang, menjelaskan, yang disimpan ini bukan gabah hasil panen baru tetapi merupakan Gabah kering Giling. ini harus jelas.
Yang dismpan itu Gabah Kering Giling bukan gabah yang baru panen terus disimpan, wajar kalau gabah yang basah dengan kadar air yang tinggi terus disimpan ya pasti akan mengalami kerusakan,
Jadi inilah salah satu bukti, jadi konseptor yang menurutnya baik, ternyata tidak mampu mendefinisikan, dan memahmi detail dan realita di lapangan mereka hanya bicara pada tataran teoritik, tanpa mempoertimbangkan realita yang ada di masyarakat,pungkas pria kelahiran Cirebon 12 Oktober 1982 ini.(Ade/Adv)