Politisi PKB Faizin : Program Citarum Harus Berpijak Membangun Peradaban

Parlementaria108 Dilihat

BANDUNG.POTENSINEWS.COM, – Anggota Komisi IV DPRD Jabar, Muhamad Faizin meminta penanganan aliran Sungai Citarum dan Cilamaya dititiktekankan pada perubahan pola pikir atau bangunan kesadaran masyarakat.

Menurut politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini  menilai setelah pemerintah menetapkan program Citarum Harum sudah nampak ada perubahan, mesik belum maksimal khusunya dalam penanganan banjir,tutur Faiz, sapaan akrab Muhamad Faizin Ahad(23/2/2020).

Lebih lanjut dikatakan legislator partai  berlambang  bintang sembilan ini,program Citarum Harum ini untuk tujuh tahun, sudah berjalan dua tahun, perubahannya sudah kelihatan, hanya masih menyisakan beberapa persoalan, seperti banjir, masih ada industri yang buang limbah sembarang dan perilaku buang sampah yang tidak sehat,kata Faiz.

Faiz menuturkan apabila hujan deras, luapan Sungai Citarum masih menyebabkan banjir seperti terjadi di Kecamatan Baleendah,Dayeuhkolot dan Bojongsoang Kab.Bandung.

Tentunya hal itucharus menjadi perhatian Pemprov Jabar dan Pemda setempat, utamanya harus dicarikan akar masalahnya agar kejadiannya tidak terus terulang.

“Wilayah itu walaupun ada program Citarum Harum,tetap aja langganan banjir, ini harus ada solusinya,” tutur wakil rakyat daerah pemilihan (dapil ) 8 Jabar meliputi kota  Bekasi dan Depok ini.

Untuk itu Faiz berharap program Citarum Harum ini tidak hanya menjadi program membangun istana pasir, (beres program bangunan kembali roboh) tapi harus menjadi program membangun istana permanen.

Ditambahkanya adapun upaya yang mesti dilakukan adalah mengubah mindset bagimana masyarakat bisa sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarang dan lain sebagainnya.

Mengubah mindset masyaraka, kata Faiz, memang tidak mudah. Butuh pendekatan yang holistik, baik melalui pendekatan agama,sosial maupun permberdayaan masyarakat utama penegakan atauran maupun penguatan sosialisasi di berbagai level harus benar dimaksimalkan dengan metode yang telah dikaji secara ilmiah.

“Progamnya harus bertujuan membangun peradaban. Sayang anggarannya fantastik jika tidak bakal seperti membangun istana pasir,” pungkas  Muhamad Faizin.(Ade/Rek)