Debit Air Turun PDAM Tirtawening Minta Konsumen Berhemat

Ekbis20 Dilihat

BANDUNG,POTENSINEWS.COM,-Kemarau panjang yang melanda beberapa daerah di Jawa Barat saat ini Berdampak terhadap penyusutan sumber air baku. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening berharap masyarakat di wilayahnya dapat lebih berhemat dalam penggunaan air karena terjadinya penurunan debit air yang cukup drastis di beberapa sumber air.

Saat ini sumber air baku PDAM Tirtawening Kota Bandung di Situ Cileunca dan juga Situ Cipanunjang terus mengalami penurunan tinggi muka air. Dengan demikian, pasokan air pun mulai terbatas dan distribusi air kepada pelanggan PDAM Tirtawening menjadi terbatas juga.

Kepala Subbidang Humas PDAM Tirtawening, Indra Pribadi mengatakan,”untuk Situ Cipanunjang sendiri itu berdasarkan laporan sudah mengalami penurunan level sekitar 10,5 meter. Sedangkan untuk Situ Cileunca itu sudah mengalami penurunan 6,8 meter,” jelasnya kepada media di Bandung, Kamis (22/8/2019).

Selain penurunan tinggi muka air di Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca, sumber air PDAM Tirtawening Kota Bandung berasal dari limpasan air dari PLTA Cikalong. Namun jika PLN mematikan turbinnya, maka sumber air baku PDAM ikut terhenti.

Lebih lanjut diungkapkannya,kita terpaku pada teman-teman kita di PLN. Artinya ketika PLN Cikalong itu berhenti kita tidak bisa memanfaatkan limpasan airnya,terang Indra.

Tak hanya berkurang sumber air baku, persoalan pipa bocor turut memperparah sistem distribusi air ke pelanggan. Penyebabnya, selain karena usia pipa yang tua, tak sedikit juga pipa rusak karena terlindas kendaraan.

Tak hanya di Situ Cileunca dan Cipanunjang, PDAM Tirtawening juga mengandalkan sumber air baku lainnya dari Sungai Cisangkuy, Sungai Cikapundung, Sungai Cibeureum, dan Sungai Cipanjalu. Sungai-sungai tersebut tersebar di beberapa wilayah di Kota Bandung dengan kapasitas produksi mencapai 20 liter per detik.

Namun akhir-akhir ini, musim kemarau membuat salah satu sumber, yaitu Cipanjalu, terkendala pasokan airnya karena harus berbagi dengan irigasi sawah petani setempat. Hal itu pun berdampak pada 2.000 pelanggan yang teraliri airnya dari sumber tersebut.

“Ketika petugas menemukan kebocoran itu kan besaran pipanya beda-beda. Misalnya pipanya kecil itu satu hari selesai. Tapi kalau misalnya seperti pipa di Inhoftank kemarin itu ukuran 400 bisa mencapai 3 hari,” paparnya.

Ditambahkannya meski sumber air mulai berkurang, Indra memastikan jika pihaknya terus berupaya keras memenuhi kebutuhan air pelanggan,tuturnya seraya menghimbau warga untuk menggunakan air secara bijak agar pasokan air terjaga hingga melewati puncak musim kemarau. Perilaku warga terhadap air juga berpengaruh terhadap ketersediaan air di Kota Bandung,pungkasnya.(Ade/Red)