Kemarau Sumber Air Baku Menurun,Pasokan Air PDAM Tirtawening Digilir

Ekbis, Pemerintahan29 Dilihat

BANDUNG,POTENSINEWS.COM,-Jawa Barat memasuki musim kemarau terhitung sejak bulan Mei sampai dengan Oktober 2019 atau selama 6 bulan,salah satu daerah yang merasakan dampak kemarau dirasakan sejumlah warga Kota Bandung mulai mengalami kesulitan air PDAM. Di Kelurahan Babakan Asih, Kecamatan Bojongloa Kaler, beberapa warga terkena giliran distribusi air dari PDAM Tirtawening Kota Bandung.

Kepala Sub Bidang Humas PDAM Tirtawening, M. Indra Pribadi mengatakan, saat ini kondisi untuk air di Badak Singa masih cukup normal. Debit masih normal di angka 2.400-2.600 liter per detik. Namun, untuk kemarau sudah mulai terasa dari air baku sudah mulai menurun. Ada penurunan dari Situ Cipanunjang hampir 5 meter dari kapasitas 21 meter.

Lebih lanjut dikatakannya untuk masyarakat yang mengalami keluhan biasanya bersifat kasuistik. Tinggal melaporkan ke petugas wilayah pelayanan terdekat. Penggiliran itu kewajiban dari wilayah pelayanan terkait. Ada yang memang satu hari sekali, dua hari sekali. Di musim kemarau ini kita berharap masyarakat berhemat air dan memiliki penampungan untuk penyimpanan air,tuturnya.

Indra menambahkan, PDAM Tirtawening juga mengantisipasi dengan memberikan pelayanan tangki air minum bagi warga yang membutuhkan. Penyediaan tangki air minum ini bersifat gratis sebagai bagian dari pelayanan PDAM Tirtawening Kota Bandung kepada para pelanggan. Warga yang membutuhkan dapat berkelompok 5-10 kepala keluarga dan berkoordinasi dengan petugas wilayah pelayanan.

Warga yang menginginkan layanan ini bisa menghubungi petugas wilayah di nomor 022-2503031 untuk wilayah utara, dan 022-7204227 untuk wilayah timur. Petugas akan mengirimkan tangki air minum berukuran 5000 meter kubik atau 3000 meter kubik sesuai kebutuhan warga.

“Syaratnya warga harus memesan secara kolektif. Kalau memesan perorangan, ada pembiayaan sendiri. Kalau kolektif gratis, setelah itu nanti kami minta ada koordinator warga. Setelah kami antarkan tangki itu, koordinator warga ini yang akan mengatur pembagiannya kepada warga. Satu tangki bisa untuk 5-10 rumah,” tutur Indra.(Ade/Red)