BANDUNG,POTENSINEWS.COM,-Pemkot Bandung menggelar pertemuan dengan sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan setiap Minggu pagi di kawasan Gasibu. Pertemuan tersebut dilakukan menyusul adanya hoaks bahwa PKL akan direlokasi ke tempat lain.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengaku baru tahu dari pedagang mengenai hoaks tersebut. Baginya hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya komunikasi dan informasi antara pemerintah dan PKL.
“Kita dari awal semangatnya penataan jadi destinasi wisata tematik. Nanti misal khusus kuliner, tempatnya di monumen, itu kan bisa menghidupkan wisata sejarah sekalian,” ujar pria yang juga Kepala Satgasus PKL Kota Bandung itu.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai kondisi tenda PKL yang sudah lima tahun digunakan. Saat ini kondisinya sudah mulai rusak karena sering bongkar pasang. Terkait hal itu rencananya pemerintah akan mencari solusi berupa tenda komunal dengan ukuran lebih besar agar menampung banyak PKL dan tidak cepat rusak.
Selain itu penataan juga dilakukan untuk mempermudah akses jalan sekitar Gasibu. “Amit-amit misalkan ada orang sakit butuh ambulans, atau kebakaran, nanti mau lewat mana? Memang katanya mereka siap, tapi kalau tenda mereka sudah dipasang bagaimana? Kita ingin penataan ini tidak mengganggu lalu lintas,” tutur Yana.
Dalam waktu dekat, menurut dia, pihaknya akan turun langsung memantau sekaligus melakukan survei ke Gasibu. Hal tersebut dilakukan untuk mencari solusi terbaik dan adil agar penataan dengan konsep wisata tematik.
“Saya tegaskan penataan ini berlaku untuk yang terdata tahun 2014. Selebihnya kita tertibkan,” kata Yana.
Sementara Ketua Umum Koperasi Konsumen Sunday Market Monpera (PKL Gasibu) Jujun Junaedi merasa keberatan jika isu relokasi benar dilakukan. Sebab penataan PKL pada 2013-2014 lalu telah dilakukan cukup berat hingga disebutnya ‘berdarah-darah’.
“Alhamdullilah tadi mengerucut ternyata hanya penataan yang menyangkut lalu lintas dan katanya warga merasa terganggu. Tapi masalah macet, tidak Minggu juga di Gasibu sering macet. Jangan apa-apa PKL jadi kambing hitam,” ujar Jujun usai pertemuan di Balai Kota Bandung, Senin (18/3/2019).
Jujun memastikan jika penataan yang dilakukan oleh pemerintah dan bukan relokasi, maka pihaknya siap mendukung. Terlebih saat ini PKL selalu kooperatif jika warga atau perusahaan sekitar Gasibu membutuhkan sesuatu.
Menurut Jujun, sejak awal yang tergabung dalam paguyuban atau koperasi sekitar 4.500 PKL. Tapi belakangan jumlah tersebut membludak hingga sekitar 6 ribu lebih karena banyak yang datang mengisi lahan kosong.
“Harapannya kita itu ingin pemerintah adil dalam memperlakukan kami yang betul-betul (PKL sejak awal),” pungkas Jujun.(Red/Hms)